Candi Cetho : Sejarah Hindu di Lereng Lawu



TUGAS !
Ilmu Budaya Dasar







Nama : Retno Dian Andriani
Kelas : Hubungan Internasional (1A)
NPM : 16430025


A.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
 Kebudayaan sendiri merupakan kekayaan yang sangat benilai harganya karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah itu .
Hidup di jaman modern seperti sekarang ini , banyak sekali terutama kalangan muda yang melupakan kebudayaan di sekitar mereka . Adanya globalisasi memudahkan budaya baru untuk  masuk dan  menggeser norma dan adat yang ada . Maka dari itu , diperlukan adanya kesadaran diri untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Candi Cetho ?
2. Bagaimana keadaan Candi sekarang ini ?
3.

C.  Tujuan
1. Manambah wawasan.
2. Mengembalikan kesegaran pada lemahnya otak yang selalu kuliah
3. Mengenal lebih jauh wisata sejarah
4. Mengkaji lebih jauh nilai-nilai budaya, sejarah, dan unsur kehidupan lainnya melalui tempat wisata yang mendukung.
5. Untuk melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar



E. Pembahasan
Sejarah Candi Cetho
Candi Cetho adalah candi  peninggalan kerajaan beragama Hindu. Bahkan sampai sekarang di waktu-waktu tertentu umat hindu masih sering melakukan aktivitas keagamaan di candi cetho. Jadi jangan kaget kalau di beberapa tempat di sekitar candi cetho ini terdapat sesajen bekas ritual keagamaan. Candi Cetho ditemukan seorang arkeolog  Belanda yang bernama Van de Vlies sekitar tahun 1842. Pertama kali ditemukan keadaan candi cetho sangat memprihatinkan, hanya terdapat 14 teras dengan kondisi batuan sudah ditutupi oleh lumut.  Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh Humardani seorang asisten pribadi Presiden Soeharto pada tahun 1970 . Berdasarkan penelitian ilmuwan dan arkolog, Candi Cetho diperkirakan dibangun pada 1451-1470 atau saat  Raja Brawijaya V di Majapahit berkuasa Candi cetho di perkirana dibangun untuk ritual tolak bala dan ruawatn karena pada masa tersebut kerajaan majapahit banyak terjadi kerusuhan dan permasalahan kerajaan.
Sekarang kompleks candi ceto, terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, terlihat dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan aras ketiga terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat dusun cetho. Pada dinding kanan gapura terdapat inskripsi dengan aksara Jawa Kuno berbunyi Pelling Padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku. Tafsiran dari tulisan tersebut adlaah fungsi candi untuk menyucikan diri (ruwat) dan peyebutan tahun pembuatan gapura, yaitu pada tahun 1397 Saka atau dalam Masehi 1475 Masehi. Diteras ketujuh terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol pencpiptaan manusia.  Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimi, katak, dan ketam. Pada aras ke delapan terdapat arca phallus ( disebut “kuntobimo”) disisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud Mahadewa. Pemujaan terhadap arca ini melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi. Dan yang terakhir adalah aras ke sembilan merupakan aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Disini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.

Candi cetho sendiri berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kec Jenawi, Kab Karanganyar, provinsi Jawa Tengah. Candi cetho sendiri berada di lereng gunung lawu dengan posisi 1497 mdpl. Candi ini berada di titik koordinat GPS: 7° 35′ 30.22″ S, +111° 9′ 19.87″ E .
     Rute menuju ke candi cetho sendiri sangat mudah. Perjalanan bisa di mulai dari usat kota solo menuju ke kota kabupaten karanganyar. Lalu ikuti saja petunjuk arah untuk menuju ke air terjun grojogan sewu. Tepat sebelum grojogan sewu terdapat papan arah menuju ke candi cetho. Nah tinggal ikuti saja jalan nya sampai menuju ke candi cetho.
Sebelum sampai di candi cetho, para pengunjung akan di suguhkan dengan pemandangan perkebunan teh milik warga setempat. Jika cuaca sedang ceah tidak berkabut, pengunjung akan melihat perkebunan teh yang hijau dan seolah-olah tidak ada batas nya.

D. Lampiran




Keluarga Bapak Edi menghabiskan liburan di Candi Cetho

CONVERSATION

13 komentar:

  1. Keren niih artikelnya, lumayan buat nambah wawasan
    Bagi pin bb dong ohdian :3

    BalasHapus
  2. Keren niih artikelnya, lumayan buat nambah wawasan
    Bagi pin bb dong ohdian :3

    BalasHapus
  3. makasih infonya... jd pengen main ke candi cetho

    BalasHapus
  4. Lumayan referensi wisata di pulau jawa buat yg dr luar kota

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bayu dari mana ? bagus hlo ini candinya

      Hapus
  5. Cocok untuk next travelling;) makasih mbak

    BalasHapus
  6. makasih bu dosen atas penjelasan sejarah candi cetho saya jadi makin paham aja hehehehe

    BalasHapus
  7. terimakasih buat infonya mbak cantik

    BalasHapus
  8. Wow baru tau kalo candi cetho ada di kaki gn lawu. Bermanfaat sekali infonya mantaab jiwaaaa

    BalasHapus

Back
to top